Analisis Pengaruh Variasi Penyudutan Arah Sinar Proyeksi Anteroposterior Terhadap Informasi Anatomi Pemeriksaan Pedis

Handayani, Arum Wahyu (2021) Analisis Pengaruh Variasi Penyudutan Arah Sinar Proyeksi Anteroposterior Terhadap Informasi Anatomi Pemeriksaan Pedis. Diploma thesis, Fakultas Kesehatan Dan Keteknisian Medis.

[img] Text (Full Paper)
Arum Wahyu Handayani.pdf - Published Version

Download (48MB)

Abstract

Berdasarkan pada anatomi satu pedis memiliki dua puluh enam tulang. Dalam menegakkan diagnosa kelainan maka diperlukan teknik radiografi pedis dengan menggunakan beberapa proyeksi salah satunya adalah proyeksi anteroposterior untuk memperlihatkan informasi anatomi pedis dan termasuk dengan arah penyinarannya. Jurnal Prastanti, dkk (2017) dilakukan arah penyinaran 0°, 5°, 10° dan 15° cephalad. Sedangkan jurnal Wahyuni, dkk (2018) menggunakan 10° dan 0°. Dan jurnal Pao, dkk (2000) hanya menggunakan 0°. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis pengaruh variasi penyudutan arah sinar proyeksi anteroposterior terhadap informasi anatomi pemeriksaan pedis. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur review yang didapat dari berbagai sumber dan metode pengumpulan data dengan cara mengambil data di pustaka, membaca, mencatat, dan mengelolah bahan penelitian. Waktu penelitian dilakukan dari desember 2020 – Juni 2021. Pengambilan data yang digunakan berasal dari tiga literatur dengan berdasarkan kriteria inklusi. Pengolahan dan analisis data bertujuan untuk menjawab rumusan masalah. Metode analisis yang digunakan dengan cara membuat persamaan dan perbedaan dalam jurnal ataupun textbook yang diambil dan menyimpulkan dari hasil penelitian yang didapat. Menurut Prastanti, dkk (2017) arah penyinaran 0° dan 5°cephalad menampakkan navicular sangat jelas, 10° cephalad menampakkan celah sendi antara medial cuneiform dan intermediate cuneiform serta cuboid, 15° chepalad menampakkan tarsometatarsal joint dengan jelas. Menurut Wahyuni, dkk (2018) arah penyinaran 0° celah sendi kurang terbuka sedangkan 10° tarsal joint lebih terbuka dan anatomi ossa tarsal tampak lebih jelas. Menurut Pao, dkk (2000) hanya menggunakan arah penyinaran 0° menunjukkan hasil gagal dalam mendiagnosis fraktur dasar metatarsal kelima. Sebaiknya pada penggunaan proyeksi anteroposterior pedis paling optimal menggunakan arah penyinaran 10° cephalad untuk menampakkan phalang, tarsal distal, dan metatarsal dengan baik serta celah sendi. Sedangkan jika untuk menampakkan secara jelas sendi tarsal dan tarso-metatarsal sebaiknya dilakukan penyudutan 15° chepalad dikarena sudah sesuai dengan kajian teori.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: R Medicine > RZ Other systems of medicine
Divisions: Fakultas Kesehatan dan Keteknisian Medik > D3 Teknik Rontgen
Depositing User: Admin Cakep Perpus
Date Deposited: 19 Nov 2021 04:06
Last Modified: 31 Jan 2023 03:54
URI: http://eprints.uwhs.ac.id/id/eprint/58

Actions (login required)

View Item View Item