RANCANG BANGUN ALAT TES BUTA WARNA BERBASIS MIKROKONTROLER

HIDAYAT, ASEP YOGA SUPRIATNA (2020) RANCANG BANGUN ALAT TES BUTA WARNA BERBASIS MIKROKONTROLER. Diploma thesis, Universitas Widya Husada Semarang.

[img] Text (Full Paper)
ASEP YOGA SUPRIATNA HIDAYAT.pdf - Published Version

Download (73MB)

Abstract

Kondisi buta warna mulai diketahui sejak tahun 1879 yang dipublikasikan oleh John Dalton dalam tulisan esainya. Penderita buta warna memiliki kelemahan terhadap penglihatan, dengan kurangnya kemampuan untuk membedakan warna, saturasi dan kecerahan. Dari perkembang zaman yang modern ilmu pengatahuan dan teknologi berkembang sangat pesat sehingga dengan beberapa peralatan yang menggunakan mesin dan elektronik kini sudah bisa dikendalikan misalnya dengan sensor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen Selain untuk mengetahui seseorang menderita buta warna dalam persentase kesalahan jawaban dalam tes ishihara, dalam penelitian ini juga membandingkan data berdasarkan teori dan praktek secara langsung. Untuk dapat melakukan tes, maka dalam hal ini diperlukan sebuah alat yang dapat menunjang tes buta warna selain menggunakan buku tes yang telah banyak beredar.Alat ini berperan untuk membantu tes buta warna metode ishihara yang menggunakan komponen elektronika berupa motor DC yang akan memutarkan kertas tes ishihara, dan dibantu dengan berbagai macam komponen pendukung. Untuk mengendalikan posisi tes buta warna, maka digunakanlah sebuah modul Radio Frequency 315MHz. Modul 315MHz merupakan sebuah modul yang memanfaatkan sinyal berupa bilangan binner 4 Bit yang diubah menjadi bentuk data serial yang dipancarkan oleh transmitter menuju receiver untuk diolah dan mengubahnya kembali menjadi bilangan 4 bit seperti sebelumnya. Maka dengan alat ini orang yang menjalankan tes buta warna akan mengetahui berapa total kesalahan dan persentase bahwa orang itu termasuk klasifikasi buta warna atau tidak, dan buta warna disebabkan oleh faktor keturunan pada jaringan kromosom, dan hingga saat ini belum ada obat yang dapat mengatasi buta warna. Tidak stabilnya tegangan PLN dari setiap tempat mempengaruhi posisi slide dan keluaran ADC pada alat. Memori penyimpanan pada mikrokontroler yang terbatas mempengaruhi kinerja alat jika harus di uji coba sebanyak jumlah slide tes buta warna pada alat secara terus- menerus dalam kurun waktu yang berdekatan, dan untuk nilai persentase kesalahan terbesar terletak pada posisi 12 dengan nilai 72,2% dikarenakan tegangan yang masuk pada sensor dibawah 0V, sedangkan nilai persentase kesalahan terkecil pada alat ini terletak pada TP1 dan TP3A dengan nilai 0%, dan untuk nilai rata-rata persentase kesalahan pada alat tes buta warna ini adalah sebesar 9,8% karena disebabkan oleh banyak faktor serta kondisi dalam penyesuaian alat.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Motor DC; Radio Frequency 315MHz; tes buta warna
Subjects: R Medicine > RZ Other systems of medicine
Divisions: Fakultas Kesehatan dan Keteknisian Medik > D3 Teknik Elektro Medik
Depositing User: Admin Cakep Perpus
Date Deposited: 24 Jun 2022 08:46
Last Modified: 31 Jan 2023 03:38
URI: http://eprints.uwhs.ac.id/id/eprint/1031

Actions (login required)

View Item View Item